Musuh Bersatu, Kita Beradu

Musuh Bersatu, Kita Beradu

Fakta di lapangan membuktikan bahwa kaum Muslimin memiliki banyak kekuatan. Banyak orang kaya, orang shalih, ahli ibadah, ilmuwan, dan politisi. Allah SWt pun menganugerahi alam yang berlimpah.
Bukankah jumlah umat islam indonesia saja lebih besar secara kuantitas dibandingkan seluruh negara timur tengah? Namun, sependapatkah kita bahwa umat ini tidak seindah, serapi, sekuat, sehebat, sekokoh, dan sekualitas seperti pernyataan Allah dan Rasul-Nya?

Rasullullah Saw. memprediksi sebagaimana hadits di atas. Kondisi umat Islam kelak laksana ghutsa (buih) yang terapung-apung diatas permukaan laut. Kehadirannya tidak menggenapkan, kepergiannya tidak mengganjilkan. Keberadaanya sama dengan ketiadaanya.
Penyair Mohammad Iqbal pernah melantunkan dalam sajaknya:

Walaupun satu keluarga kami tak
saling mengenal
Himpunlah daun-daun yang
berhamburan ini
Hidupkan lagi ajaran saling
mencinta
Ajari lagi kami berkhidmat
seperti dulu

Begitulah kenyataan getir umat yang digambarkan oleh pemikir besar Pakistan itu. Ada segudang orang shalih, kuat, hebat, cerdas, dan kaya. Tetapi mereka bagaikan daun-daun yang berguguran diterpa angin zaman. Orang shalih, kuat dan hebat itu belum bisa bersinergi secara integral dengan saudaranya dalam struktur yang kuat, rapi dan solid. Akibatnya, eksistensi umat ini terpojok dan terisolasi dalam percaturan global.
Benar kata Ali bin bi Thalib Radhiyallahu`anhu (RA), “Kebenaran tanpa aturan akan dikalahkan oleh kebatilan yang diatur dengan baik.”
Lanjutkan membaca “Musuh Bersatu, Kita Beradu”